Karhutla, Dampaknya Buat Kita dan Apa Yang Harus Dilakukan

Cerita
29 October 2023 228 0
DI YOGYAKARTA

Author

Khoitil Aswadi

4


Karhutla, Dampaknya Buat Kita dan Apa Yang Harus Dilakukan


Karhutla atau kebakaran hutan dan lahan merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Selain merusak lingkungan, karhutla juga menjadi salah satu penyebab perubahan iklim. Dampak karhutla yang dapat memicu perubahan iklim sebenarnya bisa dirasakan oleh kita semua, termasuk yang tinggal di perkotaan. Lalu, apa saja dampak karhutla bagi kita dan apa yang bisa kita lakukan sebagai anak muda perkotaan?


Dampak Karhutla


Karhutla dapat berdampak pada kesehatan manusia, terutama pada sistem pernapasan. Asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan dan lahan mengandung partikel-partikel berbahaya seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, dan partikel halus. Partikel-partikel ini dapat masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, serta masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis. Selain itu, karhutla juga dapat mempengaruhi kualitas udara di perkotaan. Asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan dan lahan dapat terbawa oleh angin dan mencapai kota-kota besar.


Hal ini dapat menyebabkan polusi udara yang berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan. Dampak karhutla juga dapat dirasakan pada sektor ekonomi. Kebakaran hutan dan lahan dapat merusak tanaman dan hutan yang menjadi sumber penghasilan masyarakat. Selain itu, karhutla juga dapat memicu bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.


Data Karhutla di Indonesia


Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa pada tahun 2021 terjadi 5.929 kebakaran hutan dan lahan di Indonesia, meningkat dibandingkan dengan tahun 2020 yang tercatat sebanyak 3.768 kebakaran. Provinsi Riau menjadi provinsi dengan jumlah kebakaran terbanyak pada tahun 2021, diikuti oleh Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah. Selain itu, data dari Global Forest Watch menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat kehilangan hutan tertinggi di dunia. Pada tahun 2020, Indonesia kehilangan 1,6 juta hektar hutan primer dan sekunder. Kehilangan hutan ini dapat berdampak pada lingkungan dan iklim global.


Mayoritas orang Indonesia (80%) mengaku sangat khawatir atau khawatir tentang tingkat deforestasi di Indonesia. Mayoritas orang Indonesia juga berpikir bahwa deforestasi sangat merugikan atau cukup merugikan bagi warga di seluruh Indonesia (89%), orang yang tinggal di dekat hutan (87%), pemerintah daerah tempat hutan berada (77%), pemerintah pusat atau nasional (77%), dan pengusaha yang telah berinvestasi untuk membuka hutan (59%). Orang Indonesia paling sering mengatakan bahwa banjir (71%), longsor (68%), dan kehilangan cadangan air (46%) adalah tiga kekhawatiran terbesar mereka tentang deforestasi. Namun, mayoritas orang Indonesia (60%) mengatakan bahwa menebang area hutan yang lebih besar di Indonesia dibenarkan jika itu untuk membangun infrastruktur publik (32%), mengangkat lebih banyak orang dari kemiskinan (17%), meningkatkan pendapatan orang (15%), membuka lebih banyak lapangan kerja (14%), dan/atau meningkatkan pendapatan negara (4%).

Dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa karhutla dan deforestasi masih menjadi masalah serius di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan aksi nyata untuk mengurangi dampak karhutla dan deforestasi di Indonesia. Selain itu, studi tersebut juga menunjukkan bahwa 81% orang Indonesia sangat khawatir atau khawatir tentang kebakaran hutan di Indonesia saat ini, dan 63% berpikir bahwa kebakaran hutan disebabkan terutama oleh aktivitas manusia.


Aksi yang Bisa Dilakukan


Sebagai anak muda perkotaan, kita juga dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak karhutla dan perubahan iklim. Berikut adalah beberapa aksi yang bisa dilakukan:

·         Mengurangi penggunaan kertas dan plastik: Kertas dan plastik berasal dari bahan-bahan yang berasal dari hutan. Dengan mengurangi penggunaannya, kita dapat membantu mengurangi tekanan pada hutan.

·         Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi: Penggunaan kendaraan pribadi dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim. Kita dapat mengurangi penggunaannya dengan menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki jika memungkinkan.

·         Mendukung produk ramah lingkungan: Kita dapat memilih produk yang ramah lingkungan seperti produk yang menggunakan bahan daur ulang atau bahan organik.

·         Mengurangi konsumsi daging: Produksi daging dapat menyebabkan deforestasi dan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Kita dapat mengurangi konsumsinya dengan memilih makanan nabati atau mengurangi konsumsi daging.

·         Mendukung kampanye penghijauan: Kita dapat mendukung kampanye penghijauan dengan menanam pohon atau mendukung program penghijauan yang ada.


Kesimpulan


Karhutla merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia dan dapat berdampak pada lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak karhutla yang dapat memicu perubahan iklim sebenarnya bisa dirasakan oleh kita semua, termasuk yang tinggal di perkotaan. Sebagai anak muda perkotaan, kita juga dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak karhutla dan perubahan iklim dengan melakukan aksi-aksi yang ramah lingkungan. Dengan melakukan aksi-aksi tersebut, kita dapat membantu menjaga lingkungan dan iklim global untuk generasi yang akan datang.

Suka Dengan Cerita Ini

Topik Berhubungan

Dukung Rambu Amy