ARTIKEL KARHUTLA MERUSAK MASA DEPAN KU DAN GENERASIKU

Cerita
26 October 2023 79 0
SUMATERA UTARA

Author

Ulva idaryani daulay

2

                                        

"KARHUTLA MERUSAK MASA DEPAN KU DAN GENERASIKU”

Oleh :

Ulva idaryani Daulay

daulayulva933@gmail.com

085805839304

 

 

ABSTRAK

Hutan adalah paru-paru dunia yang memiliki peran penting, tetapi keserakahan manusia melupakan peranan itu sehingga merugikan makhluk hidup lainnya, salah satu kegiatan manusia yang merusak hutan adalah dengan cara membakar hutan secara besar besaran yang mana membakar hutan adalah bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, terutama pada musim kemarau. Kebakaran ini menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, kerugian ekonomi, dan masalah sosial.  Kebakaran hutan juga telah meningkatkan emisi karbon hampir 20%. Hal ini penting karena karbon dioksida merupakan gas rumah kaca yang berdampak pada tren pemanasan global. Lapisan salju dan es telah berkurang, suhu laut dalam meningkat, dan permukaan laut meningkat 100 hingga 200 mm selama satu abad terakhir. Jika angka saat ini terus berlanjut, para ahli memperkirakan bumi akan menjadi rata-rata 1°C lebih hangat pada tahun 2025. Meningkatnya permukaan air laut dapat menenggelamkan banyak wilayah. Kondisi cuaca yang ekstrim yang menyebabkan kekeringan, banjir dan taufan, serta distribusi organisme penyebab penyakit diprediksinya dapat terjadi. Dalam artikel ini penulis memfokuskan bagaimana dampak dari kebakaran hutan sehingga penulis berharap dengan artikel ini bisa bermanfaat agar kita tidak melakukan pembakaran hutan lagi.

 

 

1.     Pengantar

Hutan menurut Pasal 1 Angka 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Kebakaran Lahan (Permen LH dan Kehutanan) merupakan suatu kesatuan ekosistem. Sebagai sebuah daratan luas yang mengandung sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan, lingkungan alamnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Indonesia merupakan negara yang sebagian besar provinsinya mempunyai kawasan hutan. Luas hutan yang dimiliki Indonesia pada tahun 2020 berjumlah sekitar 95,6 juta hektar. Oleh karena itu, Indonesia dianggap sebagai salah satu negara penyumbang oksigen terbesar di dunia. Selain menghasilkan oksigen, hutan juga mempunyai fungsi menyerap karbon dioksida atau gas beracun di udara, mencegah banjir dengan menyerap air hujan, melawan pemanasan global. Oleh karena itu, hutan mempunyai fungsi untuk membantu masyarakat mempunyai lingkungan hidup yang baik dan sehat, sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945).

           Dengan berkembangnya jaman hutan Indonesia sekarang sudah mulai habis dikarenakan oleh rakusnya manusia sehingga banyak melakukan tindakan yang merugikan dirinya misalnya membakar hutan. Kebakaran hutan dan lahan merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, terutama pada musim kemarau. Kebakaran ini menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, kerugian ekonomi, dan masalah sosial. Faktanya, kebakaran hutan dan lahan dalam skala besar dapat menimbulkan dampak asap yang sangat dahsyat yang melintasi batas administratif negara (bencana lintas batas). Menurut Kementerian Kesehatan (2015), kebakaran hutan dan pedesaan sebanyak kali yang terjadi di beberapa provinsi seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan pada tahun 2015 menyebabkan bencana terparah dalam kurun waktu 18 tahun, dengan beberapa diantaranya menyebabkan polusi udara yang parah di wilayah tersebut Negara-negara Asia Tenggara. Dampak paling signifikan dari kebakaran hutan dan lahan adalah munculnya kabut asap yang mengganggu kesehatan dan sistem transportasi jalan, laut, dan udara. Dampak kebakaran hutan terhadap produksi pertanian diperkirakan tidak terlalu besar karena pembakaran dilakukan untuk menyiapkan lahan, dan kebakaran hutan menghasilkan emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer.

 

2.     Maksud dan Tujuan

Artikel ini dimaksudkan untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai permasalahan dan dampak kebakaran hutan dan lahan terhadap lingkungan hidup dan ekosistem hayati dengan tujuan menjadi acuan bagi pengelola pengelolaan hutan dalam upaya mencegah munculnya hutan dan membakar tanah.


3.     Tinjauan Pustaka

Pengertian kebakaran hutan menurut SK. Menteri kehutanan, kebakaran hutan ialah dimana kondisi hutan terbakar sehingga menimbulkan kerusakan hutan dan hasil hutan, serta kerugian ekonomi dan lingkungan. Kebakaran hutan juga merupakan salah satu dampak meningkatnya tekanan terhadap sumber daya hutan. Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan atau lahan adalah kerusakan dan pencemaran lingkungan, seperti rusaknya flora dan fauna, tanah dan air. Hampir kebakaran hutan dan lahan terjadi setiap tahun di Indonesia, meskipun frekuensi, intensitas dan luas wilayahnya berbeda-beda. Dampak negatif terhadap lingkungan fisik antara lain penurunan kualitas udara akibat kepadatan asap yang mengurangi jarak pandang sehingga mengganggu lalu lintas, perubahan fisik kimia dan biologi tanah, perubahan iklim mikro akibat hilangnya vegetasi, atau bahkan akibat kerusakan lingkungan. Dari sudut pandang ini, lingkungan global juga berkontribusi terhadap munculnya efek rumah kaca. Dampak terhadap lingkungan biologis mencakup berkurangnya tingkat keanekaragaman hayati, terganggunya suksesi alami, serta terganggunya produksi dan pembusukan bahan organik. Dampak kesehatan adalah timbulnya asap yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat, khususnya bagi masyarakat miskin, lanjut usia, ibu hamil, dan anak dibawah 5 tahun, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma bronkial, bronkitis, pneumonia, iritasi mata dan kulit.

Dampak sosialnya adalah hilangnya mata pencaharian, rasa aman dan keharmonisan masyarakat lokal (Kantor Sekretaris Negara L.H., 1998). Selain itu, masyarakat juga menduga kebakaran hutan dapat menghasilkan dioksin yang dapat menyebabkan kanker dan kemandulan pada perempuan (Tempo, 27 Juni 1999). Sedangkan dampak ekonomi antara lain pembatalan jadwal angkutan darat-air dan udara, hilangnya hasil panen terutama yang bernilai ekonomi tingginya biaya pengobatan masyarakat, menurunnya produksi industri dan perkantoran, dan penurunan pariwisata.

Dampak Kebakaran Hutan pada Keanekaragaman Hayati

a. Kerugian yang ditimbulkannya Kebakaran hutan akhir-akhir ini menjadi perhatian internasional sebagai isu lingkungan dan ekonomi khususnya setelah terjadi kebakaran besar di berbagai belahan dunia tahun 1997/98 yang menghanguskan lahan seluas 25 juta hektar. Kebakaran tahun 1997/98 mengakibatkan degradasi hutan dan deforestasi menelan biaya ekonomi sekitar US $ 1,6-2,7 milyar dan biaya akibat pencemaran kabut sekitar US $ 674-799 juta. Hasil perhitungan ulang kerugian ekonomi yang dihimpun Tacconi (2003), menunjukkan bahwa kebakaran hutan Indonesia telah menelan kerugian antara US $ 2,84 milayar sampai US $ 4,86 milyar yang meliputi kerugian yang dinilai dengan uang dan kerugian yang tidak dinilai dengan uang.

b. Dampak pada keanekaragaman hayati Kebakaran hutan membawa dampak yang besar pada keanekaragaman hayati. Hutan yang terbakar berat akan sulit dipulihkan, karena struktur tanahnya mengalami kerusakan. Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan terbuka, sehingga mudah tererosi, dan tidak dapat lagi menahan banjir. Karena itu setelah hutan terbakar, sering muncul bencana banjir pada musim hujan di berbagai daerah yang hutannya terbakar.

 

4.     Kesimpulan dan Saran

Kebakaran hutan adalah suatu tindakan tercela yang dilakukan manusia untuk kepentingan individu maupun kelompok yang merugikan makhluk hidup lainnya, kebakaran hutan sangat banyak dampaknya bagi kehidupan baik bidang sosial maupun ekonomi, Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan atau lahan adalah kerusakan dan pencemaran lingkungan, seperti rusaknya flora dan fauna, tanah dan air. Hampir kebakaran hutan dan lahan terjadi setiap tahun di Indonesia, meskipun frekuensi, intensitas dan luas wilayahnya berbeda-beda. Dampak negatif terhadap lingkungan fisik antara lain penurunan kualitas udara akibat kepadatan asap yang mengurangi jarak pandang sehingga mengganggu lalu lintas, perubahan fisik kimia dan biologi tanah, perubahan iklim mikro akibat hilangnya vegetasi, atau bahkan akibat kerusakan lingkungan. Dari sudut pandang ini, lingkungan global juga berkontribusi terhadap munculnya efek rumah kaca. Dampak terhadap lingkungan biologis mencakup berkurangnya tingkat keanekaragaman hayati, terganggunya suksesi alami, serta terganggunya produksi dan pembusukan bahan organik. Dampak kesehatan adalah timbulnya asap yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat, khususnya bagi masyarakat miskin, lanjut usia, ibu hamil, dan anak dibawah 5 tahun, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma bronkial, bronkitis, pneumonia, iritasi mata dan kulit.

 

5.     Saran

1.      Kita harus siap siaga dalam menjaga hutan untuk mengurangi dampak yang terjadi dari kebakaran hutan, sehingga kerugian terhadap kerusakan alam dapat di minimalisasi.

2.      Kita harus membuang kebiasaan-kebiasaan buruk tentang kelalaian kita terhadap penggunaan api di dalam hutan untuk membuka lahan yang tidak kekontrol dan lainya yang bisa menyebabkan kebakaran hutan.

 


 

                                                                       DAFTAR PUSTAKA

 

Acep Akbar , Sumardi, Ris Hadi, Purwanto dan/M. Sambas Sabarudin. 2011. STUDI SUMBER PENYEBAB TERJADINYA KEBAKARAN DAN RESPON MASYARAKAT DALAM RANGKA PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN GAMBUT DI AREALMAWAS KALIMANTAN TENGAH. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 288 Vol.8 No.5, Desember 2011, 287 - 300

 

Alexander Ambarita. 2021. PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DALAM RANGKA MELINDUNGI PEMUKIMAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. Jurnal Tatapamong 3 (1), Maret 2021: 56-78

 

Armanto, E. dan Wildayana, E. 1998. Analisis Permasalahan Kebakaran Hutan Dan Lahan Dalam Pembangunan Pertanian Dalam Arti Luas. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Volume 18 No. 4 Tahun 1998. Jakarta.


Fachmi Rasyid. 2014. Permasalahan dan Dampak Kebakaran Hutan. Jurnal Lingkar Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 1 No. 4, Oktober – Desember 2014, p.47 – 59 ISSN: 2355-4118

S. Andy Cahyono, Sofyan PWarsito, Wahyu Andayani1 dan Dwidjono H Darwanto. 2015. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA DAN IMPLIKASI KEBIJAKANNYA (FACTORS AFFECTING FOREST FIRE IN INDONESIA AND POLICY IMPLICATION). Jurnal Sylva Lestari ISSN 2339-0913 Vol. 3 No. 1, Januari 2015 (103—112)

  


Suka Dengan Cerita Ini

Topik Berhubungan

Dukung Rambu Amy