Mengenal Bekantan, Primata si Hidung Besar

Dipublikasikan oleh admin pada 08 Oct 2021

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang menakjubkan. Di setiap provinsi dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia punya ciri khas tertentu salah satunya bekantan. Dokumentasi : pen_ash_Pixabay

Pulau Kalimantan, menyimpan banyak fauna endemik, salah satunya bekantan (Nasalis larvatus). Primata endemik ini adalah primata langka yang saat ini IUCN Redlist mengkategorikan bekantan kedalam status konservasi “terancam” (Endangered).

Bagi bekantan hidung memiliki fungsi sebagai resonator saat bekantan bersuara. Bekantan jantan memiliki lebih besar dan terlihat menggantung daripada betina. Bila ingin makan si jantan ini harus mendorong hidungnya keluar dari mulut agar dapat meletakkan makanan ke dalam mulut mereka.

Baca juga: Tahura Djuanda, Ikon Wisata Hutan yang Dekat dengan Kota

Orang Kalimantan memberikan beberapa nama untuk si kera hidung besar ini dengan beberapa sebutan seperti Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng, dan Kahau. Primata satu ini juga sangat pandai dalam memainkan ekspresi diberbagai kondisi, seperti saat marah dan gembira, hidung mereka akan membengkak dan berubah menjadi merah. Bila dalam keadaan bahaya bekantan akan mengeluarkan suara mirip klakson mobil yang keras seperti peringatan dan hidung mereka akan menonjol lurus.

Senang tinggal di hutan campuran

Dokumentasi : Savara87_Pixabay

Bekantan senang tingggal di hutan campuran, mereka lebih memilih beristirahat dan tidur di hutan yang tak jauh dari aliran air. Mereka biasanya menghindari daerah-daerah terbuka dan pemukiman manusia dan juga dikenal sebagai perenang terbaik saat waktu-waktu tertentu.

Hidup berkelompok

Instagram/kkmbtarakan

Dalam sebuah populasi bekantan, umumnya mereka akan membuat sebuah kelompok besar beranggotakan 10-32 bekantan. Dalam kelompok besar ini akan ada kepala suku atau pemimpin bekantan. Pembagian kelompok tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu one-male dan all-male. Kelompok one-male terdiri dari satu jantan dewasa, beberapa betina dewasa, dan anak-anaknya. Sedangkan kelompok all-male beranggotakan beberapa bekantan jantan saja. Jantan yang menginjak remaja di kelompok one-male akan memisahkan diri dan bergabung dengan kelompok all-male.

Bekantan betina hanya melahirkan satu bayi dalam satu musim

Pinterest.com

Bekantan betina punya periode kehamilan sekitar 166 hari. Biasanya mereka melahirkan bayi pada malam hari dan bayi yang baru lahir memiliki wajah biru dan bulu hampir hitam yang masih jarang-jarang. Di usia 3 sampai 4 bulan terjadi perubahan warna pada anak bekantan, semua itu menandakan mereka sudah dewasa.

Referensi:
[1] https://www.tnsebangau.com/bekantan-nasalis-larvatus/
[2] https://primata.ipb.ac.id/bekantan-nasalis-larvatus/
[3] https://indonesia.go.id/kategori/seni/941/bekantan-si-hidung-besar-nan-mempesona

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2024 Hutan Itu Indonesia. All Rights Reserved.
cross