Dipublikasikan oleh admin pada 25 Dec 2021
Saat berkunjung ke Pulau Bali kita tak heran selalu menemui kain hitam putih pada beberapa objek tertentu, atau bahkan kita sering bertanya apa makna dibalik pemakaian tersebut? Kain bermotif kotak hitam dan putih yang disebut poleng adalah kearifan lokal yang melekat dengan Bali, hal ini tak terlepas dari budaya dan keyakinan masyarakat Bali pada leluhur dan ajarannya.
Penggunaan kata “poleng’’ dalam bahasa Bali, memiliki makna bercorak kotak-kotak seperti papan catur yang berarti sebuah pengaturan yang seimbang dan teratur, dua warna tersebut kemudian menghasilkan motif yang disebut sebagai motif poleng. Dilansir dari phdi.or.id poleng juga menyimbolkan makna Rwa Bhineda yang berarti dua hal yang berbeda atau berlawanan. Warna hitam putih dalam kain poleng merupakan manifestasi keseimbangan alam jagat raya, di mana selalu ada kebaikan dan keburukan, ada malam ada siang.
Tak hayal kain ini sering kita jumpai disetiap sudut Pulau Dewata terutama pada pura, patung, dan pohon, pemakaian kain pada objek-objek tertentu ini memilik banyak arti, masyarakat Bali percaya pemakaian kain poleng pada pepohonan aalah bentuk penghormatan manusia pada pencipta-Nya, penghormatan ini ada karena pohon yang telah diciptakan Tuhan memberikan banyak manfaat seperti oksigen, maupun sumber makanan untuk makhluk hidup lainnya. Masyarakat Bali percaya bahwa pohon memiliki energi yang dapat dirasakan manusia.
Baca Juga: Berkunjung ke Habitat Monyet di Hutan Sangeh Bali
Kain poleng juga dimaknai sebagai keselarasan dengan ajaran Tri Murti yakni putih yang melambangkan Dewa Siwa sebagai pelebur dan hitam melambangkan Dewa Wisnu sebagai pemelihara. Keduanya dapat diartikan bahwa manusia harus menjaga keseimbangan agar hidup damai dan harmonis teutama menjaga keseimbangan dengan alamnya.
Arti lain yang biasanya dipercayai pemakaian kain poleng juga adalah bentuk menghormati kepada sosok yang bisa menghitam-putihkan kehidupan dunia, pohon pohon dipercaya sebagai tempat bersemayamnya sosok-sosok seperti para bhuta atau penunggu, dalam menjaga kesakralan pohon tersebut masyarakat Bali biasanya memberikan sesajen.
Pemakaian kain poleng pada pepohonan besar juga berdampak baik karena menjadi tanda bahwa pepohonan tersebut tidak boleh ditebang supaya kelestariannya terjaga dan membuat suasana lebih sejuk bagi lingkungan sekitarnya.
Pemakaian kain poleng juga kini dapat dipakai di area pekarangan rumah, masyarakat Bali percaya penyematan kain tersebut sebagai pelindung karang untuk melindungi energi negatif yang bisa saja menimpa keluarga jika hal-hal buruk datang.
Selain pada objek yang sakral, kain poleng juga bisa ditemui pada benda-benda yang biasa dan umum seperti umbul-umbul, payung, penutup meja hingga dekorasi untuk menghias benda-benda lainnya. Penggunaan kain poleng pada benda yang lebih umum biasanya ditambahkan dengan motif terbaru atau disebut poleng anyar.
Itulah sekilas tentang kain poleng yang selalu dipakai pada pepohonan di Bali, semoga bermanfaat ya #SahabatHutan!
Referensi :
[1] https://phdi.or.id/artikel/rwa-bhineda-memahami-makna-suka-dan-duka
[2] https://www.kintamani.id/mengetahui-lebih-dalam-makna-kain-kotak-kotak-hitam-putih-di-bali/
[3] https://etnis.id/konsep-keseimbangan-pada-kain-poleng-di-bali/