Dipublikasikan oleh admin pada 06 Jul 2023
Dilansir dari laporan terbaru World Meteorological Organization (WMO) 4 Juli 2023 yang menyebutkan bahwa tahun ini 90% peristiwa El Nino akan dimulai pada semester kedua tahun ini, berkembangnya El Nino akan memungkinkan kenaikan suhu yang lebih tinggi dan ekstrem di beberapa belahan dunia.
Sekretaris Jenderal WMO, Prof Patteri Taalas menyebutkan bahwa “Deklarasi El Niño oleh WMO adalah sinyal bagi pemerintah di seluruh dunia untuk memobilisasi persiapan guna membatasi dampak terhadap kesehatan kita, ekosistem kita, dan ekonomi kita,” jelasnya.
“Peringatan dini dan tindakan antisipatif dari peristiwa cuaca ekstrem yang terkait dengan fenomena iklim besar ini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian.” tutup Patteri.
Terdapat kemungkinan 98% lima tahun ke depan dari peristiwa El Nino yang terjadi secara periodik tersebut dapat memecahkan rekor terpanas yang pernah terjadi di tahun 2016. El Nino sendiri merupakan peristiwa alami yang terjadi rata-rata setiap dua hingga tujuh tahun, pada setiap periode berlangsungnya selama sembilan hingga dua belas bulan. Fenomena ini berhubungan dengan perubahan suhu permukaan air laut yang tidak biasa di wilayah tengah dan timur Samudra Pasifik. El Niño memiliki dampak yang signifikan terhadap pola cuaca global, termasuk dalam mempengaruhi iklim di berbagai wilayah di dunia.
Berdasarkan laporan Keadaan Iklim Global WMO, belajar dari El Nino tahun 2016 efek pada suhu global muncul setahun setelahnya Oleh karena itu, dampak El Nino tahun ini pada peningkatan suhu diprediksi akan terlihat paling jelas pada tahun 2024 mendatang. Laporan WMO juga menyebutkan, ada kemungkinan 66 persen rata-rata tahunan suhu global dekat permukaan antara tahun 2023 dan 2027 untuk sementara akan lebih dari 1,5 derajat celsius di atas suhu pra-Revolusi Industri atau 1850-1900, setidaknya selama satu tahun (Kompas.id, 2023) hal tersebut juga bisa menjadi paramater untuk tetap konsisten dalam mencapai kesepakatan Paris dalam menjaga suhu global pada ambang 1,5 derajat celsius yang dilakukan berbagai pihak.
Adapun dampak yang dapat dirasakan dari efek El Nino sendiri yakni;
Situasi terkini
Sepanjang kuartal dua tahun ini di Asia, gelombang panas ekstrem terjadi di beberapa negara seperti India, Bangladesh, Thailand, China, dengan suhu mencapai 45 derajat celsius, setidaknya peristiwa gelombang panas ini menyebabkan belasan meninggal dunia. Para pakar iklim menyimpulkan bahwa tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terus terjadi hingga saat ini menjadikan peluang gelombang panas semakin tinggi dan menjadi ancaman di masa mendatang.
Ancaman fenomena El Nino yang akan memasuki semester kedua tahun ini perlu diantisipasi oleh pemerintah dan masyarakat luas karena bayang-bayang El Nino akan menyebabkan musim kemarau yang kering dan musim hujan yang lambat, tentunya hal ini menjadi ancaman bagi sektor pertanian dan pangan pada umumnya.
Sementera masyarakat bisa mengantisipasi fenomena ini dengan mulai membiasakan diri menggunakan sunscreen untuk menjaga kesehatan kulit di bawah sengatan matahari, memanajemen penggunaan air, dan tetap terhidrasi dengan baik agar tidak mudah lelah saat beraktivitas sehari-hari di tengah kondisi suhu yang esktrem.
Referensi :
[1] https://public.wmo.int/en/media/press-release/world-meteorological-organization-declares-onset-of-el-ni%C3%B1o-conditions
[2] Konferensi Pers : Pantauan Kondisi Cuaca dan La nina oleh BMKG https://www.youtube.com/watch?v=43jlO-yHk5Q&t=1s
[3] https://news.detik.com/berita/d-6691092/apa-penyebab-gelombang-panas-asia-2023-cek-penjelasannya.
[4] https://nationalgeographic.grid.id/read/133768336/tahun-panas-bagi-indonesia-gelombang-panas-ekstrem-asia-dan-el-nino?page=all