Sayang Orangutan Festival 2019, Menyuarakan Suara Orangutan dan Suara Hutan Mofomofa

Dipublikasikan oleh admin pada 02 Jan 2020

Dalam rangka menjalankan misi #SayangOrangUtan sebagai tagline-nya di bulan Desember, Mofomofa menyelenggarakan acara donasi bibit pohon yang dikemas dalam bentuk Recycling Education, 5K Run, Zumba Kids and Adult, dan Aerobic pada Minggu, 8 Desember 2019 lalu di Sarinah, Jakarta Pusat.

Mall Sarinah yang juga menjadi tempat pelaksanaan kegiatan serta sponsor kali ini ternyata juga menjadi mall pertama di Jakarta yang mulai Agustus 2019 lalu menggunakan Cassava Bag sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Diharapkan pengunjung dan mall-mall lainnya di Jakarta bisa mengikuti jejaknya dan mulai peduli terhadap permasalahan lingkungan di sekitarnya, karena itu juga bentuk kepedulian pada hutan, khususnya orangutan.

“Tujuan Mofomofa mengadakan acara ini tentunya agar masyarakat mengenal, mengerti, dan memberikan kembali apa yang sudah kita terima dari alam, khususnya udara dan air. Dan sumbernya ialah dari rainforest, hutan di mana orangutan tinggal dan berkembang biak. Dan dari seluruh hutan di dunia, hanya hutan hujan Indonesia yang memiliki orangutan,” ujar Dodi selaku MC di Acara Mofomofa.

Tak hanya recycling dan olahraga, Reza juga hadir membawakan storytelling tentang Alba, seekor bayi albino orangutan yang induknya ditembak mati oleh manusia keji yang mencoba merusak hutan. Alba, yang juga menjadi icon Mofomofa, menjadi daya tarik tersendiri untuk anak-anak. Maka tak heran juga bila acara ini banyak didatangi anak-anak, selain karena Zumba Kids.

Mofomofa juga berharap, melalui kisah Alba bisa membuat anak-anak yang ketika dewasa nanti memiliki pertimbangan alam dalam setiap keputusannya. Terlepas menjadi apa pun mereka ketika dewasa nanti, kepedulian terhadap hutan dan lingkungan harus selalu ada di dalam hatinya.

Dengan kegiatan 5K Run, Zumba, dan Aerobic ini, selain karena banyak warga Jakarta yang memang ingin hidup sehat dengan berolahraga, Mofomofa juga berharap bisa menyadarkan bahwa udara bersih yang mereka dapatkan dihasilkan dari hutan. “Semua makhluk hidup sebetulnya ada fungsinya untuk alam, dan ending-nya, manusia juga yang diuntungkan,” tutur Niko dari BOS Foundation.

Menurutnya, menjaga hutan bukan hanya tugas pemerintah dan instansi seperti mereka, tapi juga seluruh masyarakat. Sesederhana makan secukupnya, menyebarluaskan kepedulian terhadap hutan baik dalam bentuk share postingan di media sosial atau hanya sekedar mengajak teman dan saudara untuk datang ke kegiatan seperti ini, dan menghemat sumber daya alam, juga termasuk bagian dari langkah masyarakat untuk menjaga hutan.

Niko juga menambahkan, “Pas kebakaran hutan kemarin, rata-rata orang Kalimantan Tengah awareness-nya udah tinggi, mereka langsung lapor ke BKSDA atau ke BOS Foundation supaya langsung bisa selamatkan orangutannya juga.” Hal ini menunjukkan bahwa dampak apa pun yang terjadi pada hutan juga menjadi dampak saudara-saudara kita yang hidup di sekitar hutan. Jadi, tidak ada alasan untuk acuh pada masalah ini bukan? (Uty)

Editor : Shabrina PP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2024 Hutan Itu Indonesia. All Rights Reserved.
cross