Dipublikasikan oleh admin pada 26 Jan 2022
Pohon plahlar (Dipterocarpus littoralis) atau Meranti Jawa merupakan salah satu pohon terlangka di Indonesia karena memiliki sebaran terbatas dan sangat sulit dijumpai. IUCN Redlist menempatkan pohon ini dalam kategori kritis.
Pohon ini hanya tumbuh di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah dengan sebarannya berada di hutan campuran dataran rendah, punggung bukit, lereng dan pinggiran aliran air, dan subtrat bukit tanah kapur.
Plahrar sering digunakan sebagai bahan dasar pembuaran kapal karena karakteristik kayunya kuat atau bahan bangunan lain, selain itu harga kayu ini tergolong mahal, dilansir dari Greeners.co keawetan pada kayu ini berada pada tingat kelas II dan kekuatan kelas II, berat jenisnya berada pada angka 0,70 yang menggolongkan kayu ini sebagai kayu berbobot menengah-berat.
Ciri dari plahrar adalah memiliki batang pohon yang tegak dan bercabang, cenderung meruncing dan berakar pipih. Pada bagian kulit pohonnya bersisik tak teratur dengan warna yang cokelat kemerahan.
Selain itu resin damarnya digunakan untuk menutupi bagian celah-celah kayu pada kapal. Karakteristiknya yang unik membuat pohon ini berbeda dari suku meranti lainnya, pohon ini bisa tumbuh mencapai tinggi 50 meter dengan diameter 1.5 meter.
Pohon plahrar butuh waktu ratusan tahun untuk tumbuh dewasa dan beregenerasi. Kini pohon ini hanya menyisakan 600an pohon di habitat aslinya. Pohon ini juga punya banyak beberapa nama di berbagai daerah di Indonesia seperti di daerah Sumatra dan Jawa pohon ini disebut keruing gunung, di Sumbawa mereka menyebutkan sebagai Jati Ora.
Referensi :
[1] https://wanaswara.com/mengenal-pelahlar-pohon-endemik-langka-dan-nasibnya-kini/
[2] https://www.forestdigest.com/detail/317/pohon-terlangka-di-indonesia
[3] https://www.greeners.co/flora-fauna/pohon-palahlar-tanaman-langka-penghasil-kayu-berkualitas/