Dipublikasikan oleh admin pada 05 Sep 2022
Peserta menunjukan hasil kreasi “ecoprint” mereka dalam kegiatan Jagak Himbak Goes to School dan Workshop Mengubah Bahan Alam Menjadi Kain Mempesona dalam rangka Hari Hutan Indonesia, di Kota Singkawang, Kalimantan Barat (26/8/2022)
Oleh: Zulaika dan Sri Haryanti
Jagak Himbak menyelenggarakan kegiatan Goes to School dengan tema “Kenali Hutan Lebih Dekat, Nikmati Pesonanya” di SMA Negeri 03 Singkawang Tengah, Kalimantan Barat, pada Jumat (26/8). Kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Hutan Indonesia 2022 yang diperingati setiap tanggal 7 Agustus.
Jagak Himbak sebagai penyelenggara, secara khusus mengemas rangkaian kegiatan ini dengan tajuk “Festival Pesona Hutan: Hutanku Kaya, Hutanku Jaga.” Mengingat hutan menjadi sumber penghidupan yang memberikan manfaat bagi masyarakat, maka momentum Hari Hutan Indonesia 2022, Jagak Himbak kembali ingin mengajak berbagai pihak untuk terlibat dalam menjaga hutan.
Sebanyak 37 murid ikut berpartisipasi dalam kegiatan kali ini. Tidak hanya sekadar sosialisasi mengenai hutan, Jagak Himbak juga mengadakan Workshop mengolah bahan alam menjadi kain yang mempesona, workshop ini berkolaborasi dengan Ruang Terampil.
Kegiatan yang dimulai pukul 07.00 WIB ini bertempat di aula sekolah dan disambut meriah oleh para peserta yang berasal dari kelas X IPA 1. Mereka pun memperhatikan dan mengikuti dengan serius saat tim Jagak Himbak mulai menjelaskan mengenai tujuan dan berbagi informasi tentang hutan.
Eco Print merupakan proses menciptakan sebuah kain bermotif tumbuhan seperti dedaunan, bunga atau bagian tanaman lainnya yang memiliki corak dan warna yang khas. Eco-print sendiri mempertahankan warna dan bentuk dari tumbuhan yang menjadi motifnya. Proses produksi ini tidak menghasilkan limbah berbahaya, karena menggunakan bahan-bahan alami. Dalam workshop kali ini dihadiri oleh Agustina dan Sinta sebagai narasumber dari Ruang Terampil.
Bahan dan peralatan yang digunakan peserta dalam proses pembuatan tas ecoprint
Bermodal tas kanvas, beberapa daun, bunga, dan palu kayu yang dibagikan narasumber, membuat peserta semakin penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Kak Agustina, sapaan akrabnya, mulai menjelaskan bahwa mereka akan melakukan workshop membuat Tas Ecoprint dengan teknik hammering. Setelah menjelaskan kemudian lanjut memperagakan proses pembuatannya dengan meletakan tas terlebih dahulu, mengambil daun dan diletakan di atas tas, lalu ia timpa dengan plastik dan memukulnya secara perlahan. Setelah melihat hasilnya, decak kagum pun terdengar dari para peserta.
Selanjutnya peserta diberikan kesempatan untuk mulai mengerjakan bahan-bahan yang mereka miliki secara berkelompok. Teknik Hammering memerlukan waktu sekitar 1-2 jam dalam pengerjaannya. Para siswa pun terlihat hati-hati dalam menyusun bunga dan daun yang akan mereka cetak di atas tas kanvas.
Proses pengerjaan ecoprint oleh peserta
Tepat pukul 10.00 semua siswa dengan gembira telah menyelesaikan tas Eco Print mereka, disambut dengan apresiasi oleh narasumber dan penyelenggara kegiatan atas kreativitas yang peserta miliki.
Kegiatan yang dikemas menarik dan asyik diharapkan dapat menjadi sarana belajar bersama untuk lebih dekat dengan hutan dan isu-isu lingkungan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan keterlibatan anak muda dalam aksi kampanye jaga hutan.
Rodeka Tuberti, salah seorang peserta kegiatan menyampaikan terima kasih dan kesan atas kegiatan yang telah ia ikuti. “Kegiatan ini asyik, kami sangat menikmati prosesnya dan terima kasih telah memberikan kesempatan untuk belajar terkait Ecoprint, bahkan sebelumnya tidak tahu kalau daun dan bunga yang ada di luar sana bisa dijadikan sebuah karya yang sangat indah.” imbuhnya.
Selain Rodeka, Tegar perwakilan siswa juga menyampaikan terima kasih karena telah diberikan kesempatan untuk belajar hal baru. “Sangat berterima kasih kepada kakak-kakak yang baik dan ramah, sudah mau datang ke sekolah dan berbagi ilmu dengan mengajarkan hal baru bagi kami.” ungkapnya.
Zulaika, panitia kegiatan yang juga Sukarelawan Hutan Itu Indonesia dari Kalimantan menyampaikan bahwa Jagak Himbak sebagai komunitas anak muda menjadi wadah untuk melakukan kampanye dan edukasi terkait hutan, khususnya hutan Kalimantan. “Jagak Himbak menjadi tempat untuk ikut serta berperan aktif dalam menjaga hutan, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap pesonanya bagi anak muda terlebih anak muda perkotaan,” jelasnya.
Dalam penutupan acara penyelenggara menitipkan pesan kepada peserta untuk mulai peduli terhadap hutan di sekitar mereka, terlebih yang berada di Pulau Kalimantan yang dikenal sebagai paru-paru dunia.
“Hutan dititipkan kepada kita untuk dijaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, karena itulah para generasi muda seperti kita wajib membuka mata terhadap apa yang terjadi kepada hutan,” tambah Zulaika.
Zulaika pun menambahkan bahwa workshop yang mereka selenggarakan juga sebagai pengingat bahwa hutan merupakan kekayaan alam yang luar biasa dan dapat dimanfaatkan secara bijaksana akan keberadaannya bagi umat manusia bahkan bagian terkecilnya sekalipun seperti daun yang dapat dijadikan motif sekaligus pewarna.
Kegiatan ditutup dengan foto bersama serta penyerahan dan penanaman pohon di sekitar halaman sekolah sebagai kenang-kenangan dari Jagak Himbak.
Foto bersama setelah selesai rangkaian kegiatan Jagak Himbak Goes to School dan Workshop Mengubah Bahan Alam Menjadi Kain Mempesona
Selain Goes to School dan workshop, Jagak Himbak juga telah melaksanakan kegatan live Instagram sebagai salah satu rangkaian kegiatan bertepatan dengan hari Masyarakat Adat Sedunia pada 9 Agustus lalu, selanjutnya masih ada kegiatan challenge foto jalan-jalan ke hutan dan penanaman pohon.
Cek Instagram @jagakhimbak.id untuk informasi lebih lanjut mengenai rangkaian kegiatan Hari Hutan Indonesia yang diselenggarakan atas dukungan Hutan Itu Indonesia dan Indorelawan, serta kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Ruang Terampil, instansi dan komunitas lainnya yang bergerak di isu lingkungan dan hutan, diantaranya Wana Asmara Yogyakarta, Forest Is Our Friend (FIOF), Forest Is Me Bandung, Go Forest Jatim, Teras Hijau Sumatera, Generasi Bebas Plastik, dan Urbanist Indonesia.