Kabar Komunitas: Wana Asmara Jogja

Dipublikasikan oleh admin pada 02 Sep 2024

WanaWatchArts

“Perjuangan Merawat Warisan Alam di Tengah Perubahan”

Yogyakarta, 24 Agustus 2024 – Dalam rangka Perayaan Hari Hutan Indonesia 2024, salah satu Youth Hub Hutan Itu Indonesia di Yogyakarta yaitu Wana Asmara Jogja, yang merupakan komunitas kaum muda berfokus dalam mengampanyekan isu-isu di sektor kehutanan telah melaksanakan kegiatan bertajuk WanaWatchArts dengan tema, “Perjuangan Merawat Warisan Alam di Tengah Perubahan”. Kegiatan ini diselenggarakan di Cafe Sirkel de Koffie dengan berkolaborasi bersama Circle Indonesia, Rekam Nusantara, dan Indonesia Nature Film Society (INFIS). WanaWatchArts diisi dengan tiga aktivitas utama, yaitu penampilan pembacaan puisi, nonton bareng, dan diakhiri dengan diskusi atau sesi tanggap-menanggap terkait film yang ditonton.

Penampilan puisi sendiri diisi oleh perwakilan dari Ikatan Mahasiswa Indonesia Timur UNJAYA (IKMIT UNJAYA), yaitu oleh Kak Fathur dan Kak Dani dengan tema puisi yang dibawakan terkait kegiatan ekstraktivisme yang berdampak buruk di tanah dan hutan Papua. Setelahnya, kegiatan dilanjutkan dengan nonton bareng film  besutan Rekam Nusantara dan Indonesia Nature Film Society (INFIS) dengan judul film Merekam Tanah Papua dengan total tiga episode yang terbagi lagi menjadi tiga segmen di dalamnya. Film Merekam Tanah Papua menceritakan terkait wilayah Mahkota Permata Papua yang merupakan kawasan konservasi terbesar di Asia Tenggara ternyata menghadapi ancaman dari pembangunan yang mengancam keberlangsungan kehidupan masyarakat Papua dan keanekaragaman hayati di dalamnya, utamanya adalah burung endemiknya, yaitu cendrawasih.

Aktivitas setelah nonton bareng dilanjutkan dengan diskusi dan sesi tanggap-menanggap terkait film tersebut. Kak Faisal dari tim produksi menceritakan terkait dengan proses pembuatan film tersebut, tentunya banyak sekali perjuangan dan pengorbanan waktu serta tenaga yang dikeluarkan untuk terciptanya film epik tersebut. Kak Faisal mencerita bagaimana sulitnya menangkap video salah satu jenis burung cendrawasih yang notabene dalam film tersebut hanya ditampilkan beberapa detik saja. Setelah menceritakan proses pembuatan film tersebut dilanjutkan dengan diskusi menarik bersama para pembicara yang dipandu oleh moderator. Banyak juga pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh para partisipan WanaWatchArts.

Acara ditutup dengan penyampaian closing statement dari para pembicara. Kak Akmal (Wildlife & Biodiversity Enthusiast) menekankan pentingnya manusia menggunakan akal untuk menghargai peran dan manfaat setiap makhluk hidup dalam keanekaragaman hayati. Kak Zaki (Wakil Ketua Environmental Law Society UGM) mengingatkan bahwa lanskap hutan dan keragaman budaya masyarakat adat Papua seharusnya meningkatkan kesadaran kita untuk menjaga dan memanfaatkan hutan secara bijak. Kak Lita (Mahasiswi S1 Konservasi Sumber Daya Hutan UGM), menegaskan bahwa hutan adalah rumah bagi banyak makhluk hidup, dan konservasi adalah kewajiban bersama, terutama di tengah pembangunan yang semakin masif. Terakhir, Kak Abi (WALHI Yogyakarta) menyatakan bahwa manusia harus memahami hak setiap makhluk hidup untuk berkembang sesuai kodratnya, tanpa ada dominasi yang merusak keseimbangan alam.

Acara WanaWatchArts tidak hanya menjadi wadah berbagi pengetahuan, tetapi juga seruan untuk aksi nyata. Pesan-pesan yang disampaikan oleh para pembicara menekankan urgensi perlindungan lingkungan dan keanekaragaman hayati, yang harus menjadi tanggung jawab bersama. Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran yang lebih tinggi, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian hutan dan kehidupan di dalamnya, demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang karena kita jaga hutan, hutan jaga kita!

Kontak Komunitas:
Wana Asmara Jogja
Email: wanaasmara.jogja@gmail.com
Instagram: wanaasmara.jogja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2024 Hutan Itu Indonesia. All Rights Reserved.
cross