Hore Hutan 18: Ruang Terbuka Hijau Untuk Udara Jakarta Yang Lebih Segar

Dipublikasikan oleh admin pada 02 Jan 2020

Udara kota seringkali dikaitkan dengan polusi dan penyakit pernapasan. Kedua hal tersebut nyatanya membuat banyak seruan untuk membersihkan udara kota. Apalagi hingga kini, banyak dari warga Jakarta yang semakin banyak menggunakan masker ketika bepergian ke luar. Mereka sadar bahwa kualitas udara Jakarta sudah memasuki kategori tidak sehat.

Kajian yang dilakukan Greenpeace juga membuktikan bahwa Jakarta sudah masuk menjadi kategori kota paling polutif di dunia pada 2018 lalu. Tingginya jumlah kendaraan bermotor di perkotaan membuat setiap warga perkotaan memiliki konsekuensi terpapar polutan berbahaya, dari gas emisi kendaraan hingga partikal debu di jalan. Di sini, peran hutan sebagai penyerap karbon tentunya sangat diperlukan.

Hore Hutan 18 kali ini mengupas tentang taman kota sebagai miniatur hutan. Kak Niken Prawestiti yang menjadi penggerak komunitas @ayoketaman menjadi narasumber yang diundang untuk Hore Hutan 18 pada 28 November 2019 di Ruang Komunal Facebook Indonesia.

Hingga 2013, jumlah taman kota yang tersebar di Ibu Kota berjumlah 2.166 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta. Ini membuktikan bahwa pemerintah sudah berusaha menciptakan solusi terhadap permasalahan polusi di Jakarta. Sayangnya, tak banyak yang melirik taman kota.

Kesadaran terhadap hutan kota untuk mengurangi degradasi lingkungan kota akibat pembangunan membuat Kak Niken merasa perlu ada wadah yang bisa membuat masyarakat lebih melirik taman kota dalam setiap aktivitasnya. Baik untuk sekedar mengadakan event, bermain, rekreasi, ataupun sekedar jogging.

Walau memang tak semua taman kota yang dimiliki pemerintah mempunyai fasilitas yang memadai, namun komunitas Ayo Ke Taman ini berharap semakin banyak yang mengerti fungsinya dan memanfaatkannya, maka akan mendorong pemerintah juga untuk menyempurnakan fasilitas yang ada di setiap taman kota di Jakarta.

Taman Kota yang biasa disebut sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) ini sebetulnya mempunyai fungsi yang tidak hanya sekedar penyerap karbon, namun juga berkaitan dengan aspek ekologi, sosial budaya, dan estetika. Melalui kegiatannya yang banyak berkolaborasi dengan komunitas dan gerakan di Jakarta, Ayo Ke Taman terus mempengaruhi dan mengajak pengurus komunitas untuk lebih memilih Taman Kota sebagai lokasi kegiatan ketimbang menyewa ruangan di café atau gedung.

Hingga kini, sudah banyak komunitas yang makin mengenal dan memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau ini. Diantaranya komunitas sepeda, komunitas dongeng, komunitas lukis, hingga komunitas satwa. Bukan hanya mengajak, Ayo Ke Taman juga terus menyelenggarakan challenge dan sayembara menarik agar masyarakat semakin melihat fungsi RTH di seluruh wilayah Jakarta. (Putri Hana Syafitri)

 

Editor : Shabrina PP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 Hutan Itu Indonesia. All Rights Reserved.
cross