Gotong Royong Mitigasi Perubahan Iklim di Kawasan Metropolitan Bandung Raya dan Rebana

Dipublikasikan oleh admin pada 30 Jun 2023

Bandung, 27 Juni 2023 –  Yayasan Pilar Tunas Nusa Lestari bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Jatiwangi art Factory, Perhutana, Hutan Itu Indonesia, dan Restor, memprakarsai pameran bertajuk Climate Change Mitigation and Collaboration yang sukses diselenggarakan pada 23-25 Juni di Aula Timur Gedung Sate, dan 27 Juni sampai 1 Juli di Bandung Creative Hub. Pameran turut didukung oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Badan Pengelola Cekungan Bandung, dan Badan Pengelola Rebana.

Tujuan dari diadakannya pameran adalah untuk membawa pesan utama gotong royong antar organisasi dan pemerintah dalam mitigasi perubahan iklim di dua kawasan metropolitan Jawa Barat yakni kawasan Cekungan Bandung dan Rebana. Selain itu pameran juga menampilkan karya dan inovasi mitigasi perubahan iklim yang berfokus pada mitigasi perubahan iklim melalui pengelolaan sistem tata air di kawasan Cekungan Bandung, dan Rebana yang difokuskan pada pengelolaan sistem tata hijau metropolitan. 

Pameran menampilkan keterlibatan remaja melalui lomba poster, serta komitmen para guru penggerak melalui 22 poster proyek yang akan dilaksanakan di masing-masing sekolah di Majalengka selama 2 bulan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Dr. Ir. Prima Mayaningtyas, M.Si menyambut baik dengan adanya kegiatan pameran Climate Change Mitigation and Collaboration menurutnya, “komitmen mengenai lingkungan harus masuk ke dalam proses political will dan dilakukan secara gotong royong, seperti yang sudah dilakukan Perhutana di Majalengka dan semoga hal tersebut menjadi inisiatif yang berkelanjutan dan dapat menjadi contoh praktik  baik pengembangan perbaikan lingkungan hidup di Jawa Barat.”

Pameran Climate Change Mitigation and Collaboration menampilkan eksperimen dan praktik terbaik yang secara bersamaan menangani aksi iklim yang melibatkan penelitian, aksi lapangan, pengembangan ekosistem, pengetahuan dan inovasi serta rekomendasi kebijakan mitigasi perubahan iklim oleh jaringan akademisi, pemerintah, bisnis, publik, komunitas sektor nirlaba, dan media. 

Pameran juga turut dimeriahkan oleh penampilan musik dari Lair, Mother Bank grup musik berlatar sosial dan budaya yang berasal dari Jatiwangi, Majalengka dan didukung penampilan dari Hot Mama Dance Club. Tak hanya menampilkan musik, keduanya membawa pesan dari dampak perubahan iklim yang dirasakan melalui karya yang dibawakan.

Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl., S.E., M.Eng, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat menyebutkan, “Kolaborasi pentahelix sangat penting dibutuhkan dalam pengembangan kebijakan dan perlindungan lingkungan hidup antar wilayah di Jawa Barat mulai dari pemerintah, masyarakat, sektor bisnis, dan media, dan semua elemen tersebut dapat berkontribusi dan menyelesaikan batasan yang ada,”

Jawa Barat sendiri merupakan provinsi dengan jumlah penduduknya mencapai 48,6 juta, yang setengahnya tinggal di kawasan perkotaan besar, dengan berbagai macam sektor industri yang berkembang mulai dari manufaktur, obat-obatan, makanan, transportasi, elektronik, dan baja.  

Dilansir data dari Bappenas (2022) potensi bahaya perubahan iklim di Jawa Barat umumnya berasal dari berbagai sektor seperti laut dan pesisir, perairan, pertanian, dan kesehatan. Kondisi lingkungan di Jawa Barat umumnya dilatarbelakangi dari menurunya ketersediaan air, lahan kritis, kerawanan banjir, dan kerawanan kekeringan.  

“Rekomendasi kebijakan yang dapat diusulkan dalam mitigasi perubahan iklim di kawasan Cekungan Bandung adalah meningkatkan area ruang terbuka hijau perkotaan, pengaturan lembaga khusus, perlindungan lingkungan untuk lahan, air, dan keanekaragaman hayati, konservasi danau dan sumber air, larangan pembangunan baru di daerah rawan bencana serta pengembangan ekoturisme,” ujar Setiawan.

“Sementara di kawasan Rebana kebijakan yang diperlukan adalah pelestarian lahan pertanian dan pangan berkelanjutan,perlindungan kawasan dengan potensi keanekaragaman hayati yang tinggi, pengakuan hukum kawasan budaya masyarakat adat dan perhutanan sosial, dan pembangunan infrastruktur mitigasi bencana.” tutupnya. 

Kegiatan pameran digelar secara gratis dan terbuka untuk umum sampai tanggal 1 Juli 2023, dan akan ditutup di Majalengka pada 27 Juli mendatang, tak hanya pameran saja pengunjung juga dapat mengikuti sesi dialog interaktif mengenai perubahan iklim dan berkesempatan membeli kavling hutan seluas 4×4 meter di lokasi pameran. 

***

Untuk informasi lebih lanjut : 

Andrian Pramana, Perwakilan Hutan Kolektif Perhutana (+6285-8608-506-38)

CATATAN UNTUK EDITOR

Tentang Perhutana

PERHUTANA (Perusahaan Hutan Tanaraya). PERHUTANA, merupakan bagian dari gagasan Kota Terakota untuk mereklamasi lahan seluas 8 hektar menjadi area hutan konservasi. Nantinya area hutan tersebut  akan dikelola sekaligus dimiliki secara kolektif oleh pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi investasi masa depan, atas kebutuhan paling dasar manusia, oksigen. PERHUTANA menawarkan sebidang tanah untuk menumbuhkan hutan di mana setiap pemangku kepentingan akan mendapatkan 3 hal sebagai imbalannya. Pertama, Anda akan memiliki sebidang tanah berukuran 4x4m² yang nantinya akan disumbangkan untuk Hutan Suci (konservatori). Kedua, Anda akan menerima sertifikat eksklusif, dirancang dan terbuat dari batu bata tanah. Terakhir, Anda dapat mengonversi sertifikat NFT menjadi mata uang. Informasi lebih lanjut tentang Perhutana dapat mengunjungi https://perhutana.id/ 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2024 Hutan Itu Indonesia. All Rights Reserved.
cross