Cerita dari Lemo Nakai : Rajut Asa Pak Suparman Mengolah Gambir

Dipublikasikan oleh admin pada 29 Nov 2022

Pak Suparman pria kelahiran 1974 ini adalah pengolah daun gambir di Desa Batu Raja R, Kecamatan Hulu Palik, Bengkulu Utara. Beliau sudah menjadi pengolah gambir selama 20 tahun, awal mulanya ia diajarkan oleh temannya mengolah daun gambir

Pak Suparman beserta hasil cetakan gambir yang sudah diolahnya

Di Desa Batu Raja R Tanaman Gambir (Uncaria gambir Roxb) biasanya digunakan untuk tambahan menyirih, menyirih sendiri adalah suatu kebiasaan meramu campuran bahan untuk dikunyah secara bersamaan. Nah gambir ini jadi salah satu bahan campuran tersebut, olahan gambir juga bisa ditemui saat upacara adat dilangsungkan di desa ini, salah satunya saat penyambutan tamu.

Daun gambir. Foto : emonilo.com

Tanaman gambir sendiri biasanya ditemui di hutan namun bisa dikembangkan biakan, tanaman ini masuk ke dalam tanaman perdu dengan tinggi 1-3 m. Lewat lahan yang dikembangkannya di halaman belakang rumahnya, Pak Suparman mengolah gambir sebagai aktivitas sehari-harinya, mulai dari mengambil dedaunan sampai mengolahnya menjadi barang jadi.

Nah gimana sih cara membuat gambir yang biasa diolah Pak Suparman?

  1. Biasanya Pak Suparman mengambil dedaunan gambir yang lebih tua, ini berguna mereganerasi dedaunan itu sendiri.
  2. Setelah daun terkumpul, kemudian daun dimasukan ke dalam wadah bernama dandang untuk dilakukan perebusan. Biasanya 1 dandang ini bisa menampung 10-15 Kg daun gambir.
  3. Perebusan biasanya berlangsung 1-2 jam, lewat tungku tradisional.
  4. Setelah perebusan, daun dipisahkan dari air, biasanya air ini tidak langsung dibuang.
  5. Daun gambir yg sudah dipisahkan lalu ditumbuk menggunakan lesung (sung) untuk dihaluskan.
  6. Setelah daun halus, tumbukan daun gambir diperas untuk diambil sari-sarinya.
  7. Daun gambir disaring untuk diambil sari-sarinya menggunakan kain khusus, proses penyaringan ini biasanya butuh 4-5 kali.
  8. Daun gambir yang sudah melewati penyaringan akhir, kemudian dimasukan kedalam wajan yang dipanaskan dalam tungku untuk pencairan sari-sari. Proses ini merupakan tahap akhir dan membutuhkan waktu setengah jam. Tergantung kadar air dalam sari-sari gambir.
  9. Setelah pemanasan dalam wajan, gambir kemudian dicetak dalam wadah es krim untuk kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, pengeringan ini membutuhkan waktu 2 hari, tergantung cuaca.

Pemasaran Gambir

Pemasaran gambir masih terbatas pada kebutuhan masyarakat di Desa Batu Raja R, khususnya untuk kebutuhan menyirih, namun Pak Suparman juga biasa menjual ke pasar, hasil olahan gambirnya bisa 3 kali dalam seminggu untuk dijual ke pasar terutama di jual ke tengkulah dengan harga kiloan maupun satuan.

Pak Suparman pengolah gambir di Desa Batu Raja R

Harga 1 buah gambir untuk ukuran kecil seharga Rp2.000, 1 buah gambir berukuran sedang dijual Rp5.000 secara eceran.

Usut punya usut, ternyata selain tambahan menyirih gambir juga punya banyak manfaat lho, dalam jurnal yang ditulis oleh Aditya, M., & Ariyanti, P. R. (2016) pada Jurnal Majority, 5(3), 129-133. Gambir memiliki kandungan manfaat sebagai antioksidan alami dan antibakteri, kandungan antioksidan sendiri dapat mencegah penyakit yang dihubungkan dengan radikal bebas seperti kanker, kardiovaskuler, dan penuaan dini. Wow mantep banget ya manfaatnya.

Menurut Pak Suparman daun gambir punya rasa khas pahit dan kelat, tapi setelah lama dikunyah menjadi manis, sambungnya juga tanaman gambir ini bisa dijadikan obat diare, maag, dan lainnya, nah untuk dijadikan obat tentunya perlu petunjuk teknis pengolahan yang benar ya!

Kamu tertarik mengonsumsi gambir? atau bahkan sudah pernah mencobanya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2024 Hutan Itu Indonesia. All Rights Reserved.
cross