SIARAN PERS: Seni dan Kuliner: Karya dari Hutan Indonesia
Dipublikasikan oleh admin pada 18 May 2019
Seni dan Kuliner: Karya dari Hutan Indonesia
Jakarta, 17 Mei 2019. Dalam Jamuan Hutan Itu Beragam yang diadakan pada 17 Mei 2019 di Restoran KAUM Jakarta, selain mengajak 110 tokoh agama lintas keimanan, influencer, juga mitra-mitra yang telah bekerja sama dalam program HIB maupun dengan HII untuk berdiskusi dari perspektif lintas agama tentang pentingnya perlindungan hutan sebagai bagian dari proses merayakan keragaman, Hutan Itu Indonesia juga memamerkan karya-karya yang terinspirasi dari hutan Indonesia: mulai dari karya video, foto, tari, musik, hingga kuliner.
Ada lima karya pemenang #CeritaDariHutan yang mengangkat kisah dari ekspedisi ke lima hutan Indonesia pada November-Desember 2018 lalu. Berikut adalah karya-karya mereka:
Buku bergambar Forest Tales karya Afifah Hasna dan Raffi Akbar yang menjelajah Harangan Tapanuli, Ekosistem Batang Toru, Sumatra Utara
Video dokumenterkarya Fitri Mulianingsih dan Ilma Fadhila yang bertualang ke Desa Bunin, Kawasan Ekosistem Leuser, Aceh
Foto esai karya Irfan Kamil dan Sunda Purnama yang berkunjung ke Tane’ Olen Setulang, Kalimantan Utara
Tarian karya Ananda Gita dan Raka Reynaldi saat menjelajah Taman Nasional Danau Sentarum, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Video dokumenter karya Wawan dan Dimas Prasetyo yang mengenal lebih dekat Long Wehea, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
“Cerita dari Hutan adalah salah satu program Hutan Itu Indonesia yang mengajak masyarakat Indonesia untuk membuat karya dari lima hutan Indonesia. Dari 274 tim peserta yang mendaftar, terpilih lima tim yang berkesempatan menjelajah lima hutan Indonesia bersama influencer dan media,” ujar Leoni Rachmawati, PIC Cerita Dari Hutan.
Dalam Jamuan Hutan Itu Beragam, juga ada penampilan spesial dari enam orang musisi tanah air yang berasal dari berbagai latar belakang agama, budaya, dan suku. Keenam musisi yang menamakan diri S.A.T.U ini adalah Meda Kawu, Duta Pamungkas, Achi Hardjakusumah, Konde ex-Samsons, Sara Ditaputri, dan Jesslyn Juniata.
Penampilan S.A.T.U Band di Jamuan Hutan Itu beragam. Foto: HII/Dita Putri
“S.A.T.U dibuat dari empat huruf mandiri, yang tidak berarti apa-apa jika tidak dipersatukan,” ujar Achi Hardjakusumah, musisi yang mengikuti program Musika Foresta dan menciptakan lagu Sebelum Terbenam yang juga dibawakan dalam acara ini. “Indonesia itu beragam, tapi kalau hanya dilihat satu agama saja, atau satu budaya saja, itu bukan Indonesia. S.A.T.U pun begitu, kami saling membutuhkan, dengan kami bersatu, bermain musik bersama, baru terdengar harmoni yang kaya dan indah.”
Tak ketinggalan kuliner spesial “A Taste of Kalimantan: Eskplorasi Rasa dan Kebudayaan Kabupaten Sintang” yang merupakan hasil kolaborasi perjalanan eksplorasi kuliner antara Restoran KAUM Jakarta dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) saat ke Sintang, Kalimantan Barat pada April lalu. Menu makanan di antaranya Pacri Nenas, Oseng Pakis Salai Lais, Ikan Asam Pedas Manis Khas Sintang, Lontong Sayur Kasturi, dan Sambal Salai Lais. Untuk penghilang dahaga, partisipan dapat menikmati Keling Kumang, Bajigur Kratom, Es Belimbing Wuluh Sintang, dan Es Mentimun Sintang.
Kuliner spesial Ramadan di Restoran KAUM, Jakarta yang bahan bakunya berasal dari Sintang, Kalimantan Barat. Foto: Lingkar Temu Kabupaten Lestari
Tentang Hutan Itu Indonesia
Hutan itu Indonesia merupakan gerakan yang percaya akan kekuatan pesan-pesan positif untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hutan untuk kita semua dan bagaimana kita bisa berkontribusi untuk melindungi hutan Indonesia. Hutan Itu Indonesia merupakan gerakan yang terbuka untuk semua pihak yang ingin bergabung, baik langsung di dalam organisasi maupun melalui kolaborasi untuk kegiatan bersama atau inisiatif lain yang sejalan. Hutan itu Indonesia memiliki dukungan dari 40 mitra yang tersebar di seluruh Indonesia dan 400 sukarelawan.