SIARAN PERS: Jamuan Hutan Itu Beragam

Dipublikasikan oleh admin pada 18 May 2019

Jamuan Hutan Itu Beragam

Dibungkus dalam diskusi dan buka puasa bersama organisasi lintas agama untuk hutan Indonesia

Suasana diskusi Jamuan Hutan Itu Beragam di Restoran KAUM, Jakarta. Foto: HII/Sheridan Olenka

Jakarta, 17 Mei 2019. Menutup rangkaian program Hutan Itu Beragam yang dilaksanakan sejak Juli 2018 hingga Februari 2019, gerakan Hutan itu Indonesia (HII) mengadakan Jamuan Hutan Itu Beragam sebagai acara puncak sekaligus merayakan bersama Hari Hutan Indonesia dengan tema ‘Aku, Kamu, Kita Damai di Hutan’ pada 17 Mei 2019 di Restoran KAUM, Jakarta.

Program Hutan Itu Beragam (HIB) adalah inisiatif untuk merangkul kalangan lintas iman dan agama menjadi bagian dari gerakan untuk menjaga hutan Indonesia dengan tujuan besarnya adalah menumbuhkan kecintaan kepada hutan bagi para umat beragama dan mengembalikannya menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia.

“Hutan itu Indonesia dibentuk sebagai gerakan terbuka untuk semua orang di Indonesia. Lewat program Hutan Itu Beragam ini, gerakan ini berkesempatan untuk memperluas jejaring dengan para pemuda lintas agama yang ternyata juga bangga akan hutan kita dan bersemangat untuk melindungi hutan bersama,” ujar Gita Syahrani selaku PIC Program Hutan Itu Beragam.

Jamuan HIB mengajak 110 tokoh agama lintas keimanan, influencer, juga mitra-mitra yang telah bekerja sama dalam program HIB maupun dengan HII untuk berdiskusi dari perspektif lintas agama tentang pentingnya perlindungan hutan sebagai bagian dari proses merayakan keragaman, yang diakhiri dengan buka puasa bersama di Restoran KAUM Jakarta.

Diskusi ini antara lain membahas kesamaan makna ayat-ayat dari masing-masing agama dalam mentoleransi keberagaman, kemudian ajaran agama yang menjelaskan hubungan antara manusia dengan alam, dan juga bagaimana hutan bisa menjadi sumber inspirasi dalam pembuatan karya yang menembus sekat-sekat perbedaan agama.

Di bulan puasa ini, HII juga mengajak para undangan Jamuan HIB dan masyarakat Indonesia untuk berbagi rezeki dengan bersedekah pohon bersama HII. Sedekah pohon dapat didonasikan melalui laman www.wecare.id/sedekahpohon hingga 29 Juni 2019. Jamuan Hutan Itu Beragam dapat terselenggara berkat dukungan para mitra Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), dan Restoran KAUM Jakarta.

Rangkaian kegiatan HIB sejak 2018 lalu di antaranya kick off program dan lingkar diskusi bersama 30 peserta dari 16 organisasi agama dan lintas keimanan pada 30 Juli 2018 di Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; roadshow dan silaturahmi ke 12 organisasi agama dan lintas keagamaan pada 18-25 September 2018; Lingkar Diskusi Ahli bersama 16 peserta dari 11 organisasi agama dan lintas keimanan pada 2 Oktober 2019 di Restoran Bebek Bengil, Menteng; dan Interfaith Youth Forest Camp (IYFC) bersama 26 pemuda dari 12 organisasi agama dan lintas keimanan pada 16-18 Februari 2019 di Puspiptek, Serpong.

Hari Hutan Indonesia

Pada tanggal 13 Mei 2017, di tujuh kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, Palangka Raya, dan Ambon, ratusan muda mudi Indonesia mendeklarasikan komitmennya untuk menjaga hutan. Selain itu juga disampaikan tuntutan kepada pemerintah Republik Indonesia untuk meningkatkan perlindungan terhadap hutan Indonesia. Khusus di Jakarta deklarasi ini dibacakan oleh Nina Taman dalam konser Musika Foresta yang didukung juga oleh Glenn Fredly, Astrid, Melanie Subono, 5Romeo, Achi Hardjakusumah, the Weekend Rockstars, dan Teman Hutan Orchestra pimpinan Figgy Papilaya.

Sejak 13 April 2017, HII bersama Change.org pun meluncurkan petisi #JagaHutan dengan salah satu tuntutan adalah diresmikannya satu hari khusus untuk merayakan Hari Hutan Indonesia oleh pemerintah Indonesia. Hingga kini, sudah 1.433.355 penanda tangan petisi.

Dalam Jamuan Hutan Itu Beragam pun, pemuda perwakilan dari organisasi kepemudaan lintas iman dan keagamaan yang sebelumnya mengikuti IYFC juga mendeklarasikan perayaan Hari Hutan Indonesia.

“Kami memang terus berkomunikasi dengan pemerintah khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk merealisasikan diresmikannya Hari Hutan Indonesia. Walau secara resmi pemerintah belum menetapkan satu hari khusus, pada hari ini kami ingin mengajak seluruh rakyat Indonesia, rakyat yang terdiri dari berbagai agama, suku, dan budaya, untuk bersama-sama merayakan keindahan hutan Indonesia,” ujar Andre Christian, Ketua Umum HII.

“Hutan yang beragam, dengan berbagai jenis pohon, satwa, sungai, masyarakat adat, dan budaya, melambangkan keberagaman Indonesia. Merayakan keberagaman hutan Indonesia juga merayakan keberagaman Indonesia. Maka dari itu kami menyelenggarakan buka puasa bersama kali ini untuk merayakan Hari Hutan Indonesia sekaligus merayakan keberagaman dan persatuan Indonesia. Hutan itu Indonesia,” tambahnya.

“Keberagaman flora dan fauna hutan perlu dijaga, manusia memiliki nafsu juga akal untuk mengontrol sikap. Setiap agama pun memiliki persektif masing-masing, tetapi bermakna sama dalam hal rasa kemanusiaan. Kita beragam dan harus hidup saling berbagi dan bergotong royong,” ujar Hendry Dwiva perwakilan dari Kementerian Agama DKI Jakarta.

PIC Program Hutan Itu Beragam sekaligus moderator Jamuan Hutan Itu Beragam Gita Syahrani dan Staf Sub Bagian Umum Kementerian Agama DKI Jakarta Hendry Dwiva. Foto: HII/Sheridan Olenka

“Jika kita bicara mengenai bakti kepada alam, di dalam agama Khonghucu ada banyak penerapannya. Contonya: Jika kita menebang pohon tidak tepat pada waktunya kita tidak berbakti, jika kita memotong hewan tidak tepat pada waktunya kita tidak berbakti. Artinya, jika kita tepat pikir pada waktunya, maka keberlanjutan alam akan terus terjaga,” ujar Peter Lesmana dari Majelis Tinggi Khonghucu Indonesia (MATAKIN).

Peter Lesmana, perwakilan dari Majelis Tinggi Khonghucu Indonesia (MATAKIN). Foto: HII/Dita Putri

“Saat saya menjadi Putri Indonesia 2010, saya memilih untuk menjadi public figure yang vokal mengenai situasi hutan dan orangutan di Indonesia dan pada akhirnya terjun ke isu yang lebih luas yaitu pelestarian lingkungan hidup. Karena kita sangat beruntung memiliki luasan hutan yang menjadi andalan paru-paru dunia. Di hutanlah, di mana saya menemukan ketenangan dan seperti diingatkan kembali doleh Tuhan untuk selalu bersyukur,” ucap Nadine Alexandra Dewi.

Aktris dan Putri Indonesia 2010 Nadine Alexandra Dewi. Foto: HII/Sheridan Olenka

 “Saya seorang Hindu dan saya bersama band GIGI telah menghasilkan karya hampir 10 album Ramadan, dua album Solo Christmas, satu album Buddha, dan tiga album Hindu. Saya sebagai seniman mencoba memberi harmoni musik untuk kebersamaan dan alam menyediakan inspirasi tersebut,” ujar musisi Dewa Budjana.

Gitaris Band GIGI Dewa Budjana. Foto: HII/Dita Putri

“Keberagaman hutan sangat luas, selain flora dan fauna juga keberagaman bahasa dan budaya masyarakat di dalamnya. Hutan perlu dijaga sebab selain sebagai paru-paru dunia, juga memberikan banyak hasil bagi kita,” ujar tokoh keberagaman dan hutan Nyoman Udayana Sangging menutup diskusi.

Catatan untuk Editor

Tentang Hutan Itu Indonesia
Hutan itu Indonesia merupakan gerakan yang percaya akan kekuatan pesan-pesan positif untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hutan untuk kita semua dan bagaimana kita bisa berkontribusi untuk melindungi hutan Indonesia. Hutan Itu Indonesia merupakan gerakan yang terbuka untuk semua pihak yang ingin bergabung, baik langsung di dalam organisasi maupun melalui kolaborasi untuk kegiatan bersama atau inisiatif lain yang sejalan. Hutan itu Indonesia memiliki dukungan dari 40 mitra yang tersebar di seluruh Indonesia dan 400 sukarelawan.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan kunjungi:

Website: www.hutanitu.id
Instagram: @hutanituid
Twitter: @hutanituid
Facebook: @hutanituindonesia
Youtube: hutanituindonesia

Kontak Media Hutan Itu Indonesia:
Sheridan Olenka
sheridan@hutanitu.id
+62 812 8156 2762

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2024 Hutan Itu Indonesia. All Rights Reserved.
cross