Forest Folklore: Cerita Suku Dayak Iban

Dipublikasikan oleh admin pada 07 Sep 2020

Oleh: Dwi Rezeki Kirana – Sukarelawan Hutan itu Indonesia

“Suku Dayak Iban Sungai Utik berada di Provinsi Kalimantan Barat.
Masyarakat Dayak Iban pernah mendapatkan penghargaan Kalpataru tingkat nasional dan
Equator Prize dari UNDP (United Nation Development Programme).”

Octavia Rungkat yang biasa disapa Yessi adalah salah satu anak muda Dayak Iban. Ia lahir di rumah betang (rumah adat suku Dayak) sepanjang 216 meter yang juga dihuni oleh lebih dari 300 orang. Bagi masyarakat Dayak Iban, hutan dan alamlah yang memberi mereka nafas dan kehidupan. Salah satu falsafah yang dipercayai oleh mereka adalah babas adalah apay kami, tanah adalah inai kami, dan aek adalah darah kami (hutan adalah bapak kami, tanah adalah ibu kami, dan air adalah darah kami.)

Sejak kecil, anak-anak suku Dayak Iban sudah diajak ke hutan untuk berladang, mencari tumbuhan untuk makan dan obat. Serta mereka juga diajarkan cara memasak di hutan dan bertahan hidup di hutan. Budaya cinta hutan dan alam adalah bagian terbesar dalam hidup mereka dan mereka berharap agar hal tersebut dapat berlanjut ke generasi yang akan datang.

Sebagai komunitas anak muda suku Dayak Iban Sungai Utik, mereka harus tetap menjaga budaya dan ikut menyesuaikan hidup dengan cara yang kekinian seperti mengikuti perkembangan teknologi dan terus mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Keterbatasan guru, sekolah, dan fasilitas membuat banyak anak muda bersekolah ke luar kota, seperti Yessi yang saat ini mengenyam pendidikan di sebuah SMA di Bogor. Yessi berharap agar ia bisa melanjutkan kuliah di jurusan kehutanan agar ia dapat mengelola hutan tempat tinggalnya.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjaga hutan adat adalah dengan tidak memburu hewan langka, tidak menangkap ikan dengan alat yang dapat merusak alam, biasanya warga suku Dayak Iban hanya menggunakan jala, pancing, atau panah. Mereka juga hanya mengambil seperlunya saja karena semuanya sudah diatur dalam hukum adat. Bagi mereka, menjaga hutan adalah amanah leluhur yang harus dijunjung tinggi.

Beberapa foto kegiatan suku Dayak Iban Sungai Utik

Foto 1 – Kegiatan penyambutan tamu memakai pakaian adat. Dengan cara ini, masyarakat dapat memperkenalkan budaya mereka. Walaupun di zaman sekarang sudah banyak orang yang mulai melupakan budayanya, mereka tetap menjaga warisan budaya.
Foto 2 – Seorang anak laki-laki menggunakan baju adat Dayak Iban
Foto 3 – Seorang mahasiswa asal Kanada sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata dengan mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak di desa tersebut.
Foto 4 – Sebuah gagasan membuat ekowisata berupa trekking di sungai.
Foto 5 – Apay Janggut, ketua suku Dayak Iban Sungai Utik yang sudah berumur lebih dari 80 tahun tetapi masih tangguh menyusuri hutan-hutan.

Warga suku Dayak Iban Sungai Utik menyebut hutan adat mereka sebagai supermarket mereka. Apa saja yang mereka butuhkan tersedia di sana seperti paskis, tumbuhan yang bisa dimakan, daun-daunan yang bisa dijadikan sabun, olahan kerajinan tangan. Semua ada di sana.

Pemuda suku Dayak Iban juga turut menjaga rangkong gading, burung khas yang menjadi maskot suku tersebut. Jika ada organisasi atau komunitas yang ingin melihat atau meneliti rangkong, para pemuda siap mendampingi mereka untuk masuk ke hutan.

Ada beberapa komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu dari hutan Dayak Iban seperti anyaman, gelang simpai dari rotan, dan tenun. Motif khas pada tenun tersebut adalah corak naga, dimana pemakainya harus kuat seperti naga saat memakai tenun tersebut.

Baju adat Dayak Iban juga unik, bagi wanita rambut adalah mahkota sehingga dihias dengan hiasan kepala yang mirip seperti mahkota. Sedangkan baju perempuannya memiliki motif hantu gergasi, menurut orang terdahulu hantu itu sangat ditakuti. Sehingga, wanita yang memakai baju tersebut bisa tetap aman di dalam hutan.

Foto 6 – Baju adat wanita suku Dayak Iban Sungai Utik

Kerjasama dan gotong royong merupakan hal yang sangat penting dalam membangun desa ini. Banyak juga komunitas yang turut bergabung untuk menyelamatkan rangkong, ikut kerja sama menyelamatkan hutan. Warga suku Dayak Iban berusaha sebisa mungkin menjaga hutan dan budayanya agar dapat diwariskan ke generasi berikutnya. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2024 Hutan Itu Indonesia. All Rights Reserved.
cross