Dipublikasikan oleh admin pada 20 Apr 2022
Keanekaragaman hayati adalah sekumpulan organisme baik tanaman maupun hewan yang saling berinteraksi satu sama lain juga dengan lingkungan di sekitarnya dalam sebuah ekosistem. Keanekaragaman ini juga disebut sebagai variasi gen, spesies, yang memberikan manfaat satu sama lainnya, termasuk manusia sendiri.
M. MALIK AR RAHIEM, Forest and Landscapes Restoration Manager dari Rimba Raya Conservasition dalam kelas jadi bisa bersama para sukarelawan Hutan Itu Indonesia menyebutkan bahwa “Keanekaragaman hayati adalah berkah seperti kebhinekaan dimana perbedaan adalah anugerah”.
Dalam perjalanannya membahas topik keanekaragaman hayati, setidaknya sudah terjadi enam kali kepunahan selama umur bumi. Dulu kepunahan terjadi secara alami oleh alam. Namun, saat ini kepunahan terjadi disebabkan oleh ulah manusia. Menurut data WWF, 68% populasi mamalia, burung, ikan, reptil, dan amfibi terus mengalami penurunan sejak 1970.
Adapun kepunahan terjadi karena 75% hutan telah mengalami alih fungsi. Dari hal tersebut banyak mengakibatkan 85% lahan basah hilang. Tidak hanya itu, diperkirakan ikan yang ada di laut juga sudah terkontaminasi oleh mikroplastik dan hanya 3% ikan yang masih alami.
Berbicara mengenai biodiversity, bukan hanya bicara soal tanaman maupun tumbuhan, tapi mengenai ekosistem secara keseluruhan. Seperti halnya rawa gambut yang merupakan teknologi terbaik penyerap dan penyimpan karbon permukaan. Sama pentingnya dengan hutan.
Rimba Raya bukan hanya sekedar perusahaan dengan fokus menghasilkan laba tapi juga merupakan rumah bagi biodiversity. Dengan pengelolaan hutan yang berkelanjutan serta sebagai garis terdepan pelindung Taman Nasional. Sampai saat ini, Rimba Raya sudah melakukan pelepasliaran 25 orangutan dan 3 orangutan melahirkan di Hutan Rimba Raya.
Faktanya, keanekaragaman itu bisa tumbuh sendiri, kita hanya perlu menjaga dan mencegah pembalakan. Perlindungan hutan & lahan bisa mendatangkan manfaat ekonomi yang berkelanjutan dan memastikan keberlanjutan kehidupan umat.
Indonesia diklaim menjadi negara dengan kekayaan biodiversitas terestrial kedua di dunia. Peneliti Zoologi pada Pusat Penelitian Biologi Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI), Rosichon Ubaidillah menambahkan jika status dan tren keanekaragaman hayati Indonesia menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat agro biodiversitas dunia dengan 10 persen spesies dari total spesies tumbuhan dunia.
Baca juga : Forest 101 : Mengenal Hutan Lebih Dekat
“Flora dan fauna di tujuh pulau utama Indonesia, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Lesser Sunda, Mollucas, dan Papua sangat mendominasi. Jawa masih menjadi pulau tertinggi diversitas floranya. Hal ini karena eksplorasi banyak dilakukan di pulau Jawa.”
Data Kehati Indonesia 2019, terdapat 2.273 spesies fungi yang telah diidentifikasi di Indonesia. Indonesia diperkirakan memiliki 86 ribu spesies fungi dari 1,5 juta populasi dunia. Untuk jumlah mamalia Indonesia memiliki setidaknya 515 spesies, dan palmae 400 spesies, 600 lebih spesies reptil, 1519 spesies burung dan 270 spesies amfibi.
Luar biasa bukan kenaekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia? Yuk jaga ekosistem hutan untuk tetap menjaga spesies dari kepunahan itu sendiri. Pemanfaatan sumber daya alam harus bijaksana agar keberlanjutan/ kelestarian bisa terus Terjaga..semangat pemuda pemudi Indonesia, jaga hutan kawal rimba😉
“The greatest threat to our planet is the belief that someone else will save it”
-Robert Swan
Tulisan ini merupakan bagian dari Kelas Jadi Bisa – Hutan Itu Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 9 April 2022, ditulis oleh Muhammad Nur Alamsyah.